Friday, December 9, 2011

Linux Mint 12 "Lisa": Desktop Linux Paling Banyak Dicari


Setelah (K)atya saatnya Linux Mint 12 menampilkan (L)isa menggunakan Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot sebagai basis. Kendati sejak versi 11.04 Ubuntu telah berpaling ke antarmuka desktop Unity buatan sendiri, Linux Mint konsisten loyal dengan tampilan yang lebih terbiasa bagi kebanyakan penggunanya.


Secara resmi mulai versi Ubuntu 11.04 Canonical memutuskan untuk menggunakan Unity sebagai desktop standar. Mint 11 Katya dengan basis Ubuntu yang sama, tidak mengikuti jejak Ubuntu Unity dan tetap konsisten pada Gnome 2.32. Ketidak-puasan banyak pengguna terhadap Unity ternyata telah mendongkrak popularitas Mint secara signifikan, menyalib dan mengambil alih posisi nomor satu Ubuntu.



Sejak kehadiran GNOME 3 yang pada hakekatnya dan dalam banyak hal adalah berbeda dengan GNOME 2, tidak sedikit distro Linux yang dihadapkan kepada sebuah dilema. Bahkan Linus Torvalds-pun tidak luput menyampaikan pesan penolakannya terhadap kehadiran GNOME 3. Namun keharusan beralih ke GNOME 3 adalah sebagai konsekuensi akan berakhirnya dukungan untuk GNOME 2.

Untuk menyiasati hal itu, sebagian dari distro-distro popular melakukan transisi dengan upaya menggabungkan fitur dari kedua versi desktop tersebut atau menambahkan antarmuka baru seperti halnya Unity pada Ubuntu. Namun, sebagai tandingan untuk Unity, kali ini Linux Mint 12 memperkenalkan MGSE (Mint Gnome Shell Extensions), yaitu modifikasi GNOME 3 dengan "look and feel" ala GNOME 2 yang khas Mint. Kecuali itu menyediakan "Gnome 2 Fork Mate" yang bisa dipasang sebagai alternatif atau bersama dengan Gnome 3.



Lisa (Mint 12) menyediakan dua panel (atas dan bawah). Panel atas adalah panel GNOME 3 yang tidak dapat dihilangkan, namum bisa dirubah untuk melakukan perbaikan dan peningkatan sesuai pengguna. Sedangkan panel bawah adalah panel bawaan khas dari pemgembang Linux Mint yang menyediakan akses untuk menu Launcher ala Windows berikut built-in search dan favorites, seperti juga desktop switcher dan pusat notifikasi.

Akses terhadap antarmuka GNOME 3 dimulai dengan menekan tombol (simbol tak terhingga) dari ujung kiri panel atas menampilkan akses untuk kalendar, user settings dan panel kontrol, network interface, seting untuk volume control dan sound, seperti juga ikon untuk semua aplikasi yang terpasang.

MGSE atau (Mint Gnome Shell Extensions) adalah sebuah ekstensi untuk Gnome Shell yang memungkinkan desktop GNOME 3 untuk mengemulasi tampilan yang mendekati tampilan GNOME 2. Dengan demikian misalnya, tersedia di panel bawah desktop switcher, termasuk fitur-fitur yang pada versi sebelumnya juga telah tersedia.

Melalui Gnome Tweak Tool, pengguna dapat menentukan ekstensi shell mana yang ingin diaktifkan. Ektensi Shell secara default diinstalasi, namun pengguna dapat mengkatifkan atau mematikannya melalui fitur di menu "Gnome Tweak Tool".

Bagi mereka yang seratus persen tidak doyan GNOME 3, sementara belum terbiasa dengan antarmuka khas Mint, tersedia paket software Gnome-2-Fork Mate. Menggunakan basis kode versi Gnome-2.32, Mate merupakan alternatif bagi pengguna yang tidak mampu terbebas dari GNOME 2 baik dari sisi antarmuka maupun fitur.

Linux Mint: "Ubuntu Well Done"
Disamping penambahan bermanfaat yang disediakan untuk desktop, pengembang Linux Mint 12 seperti sebelumnya senantiasa menyertakan semua Multimedia-Codecs yang dibutuhkan untuk Ubuntu-Medienplayer yang biasanya harus diunduh ekstra dari Internet. Beberapa fitur Mint 12 juga telah mendapatkan peningkatan sejak penerbitan Ubuntu 10.11, diantaranya adalah: Kernel 3.0, GCC 4.6.1, X.org 7.6, Firefox 7, Thunderbird 7, dan LibreOffice 3.4. Berkat kompatibilitas sepenuhnya terhadap Ubuntu, tersedia untuk Mint paling tidak dalam jumlah yang sama paket aplikasi bebas yang bisa diperoleh dan dijalankan di Linux Mint.


Sumber

1 comment:

  1. mantepp ne kak

    next pengen juga nyoba linux
    :)

    ReplyDelete